Infinity Fireworks

by Affan Abiyyu




Aku mulai membuka pintu kayu yang tak terkunci itu. Tanpa melepas sepatu, aku berlari ke setiap ruangan di tempat itu, aku terus mencarinya. Melihatnya tak ada disana, kuputuskan untuk meneriakkan namanya, “Profesor Trevor!"

Aneh sekali. Ia tidak ada di ruangannya, padahal aku ingin sekali mengucapkan selamat tahun baru padanya. Sekaligus memberi ucapan selamat atas apa yang sudah ia lakukan malam tadi. “Sepertinya aku harus ke atas gedung ini..” bisik hatiku.

Ternyata benar. Profesor Trevor ada di sana. Ia tergeletak di sana, bersama sebuah boneka beruang, dan sebuah buku. Tetapi, sepertinya ada yang aneh. Kukira ia sedang tidur, tapi ketika kucoba membangunkannya, ia tidak lekas-lekas bangun. Apa mungkin dia sudah..?


Kali ini aku tak bisa membohongi diriku sendiri. Ia sudah tidak bernafas lagi. Apa yang terjadi? Sekarang aku dibuat bingung perasaanku sendiri, antara takut, dan penasaran. Kulihat ia sedang menggenggam sebuah pena. Mungkin sebelumnya ia sedang menulis di bukunya. Apa mungkin di buku itu tersimpan sebuah pesan kematian? Hal ini membuat jantungku makin berdekup kencang. Tetapi akhirnya aku memberanikan diri membacanya.

Ternyata ini adalah buku harian Profesor Trevor.


31 Desember 2013

Tak terasa 2013 sudah akan menutup pertunjukannya.
Padahal di tahun ini aku banyak sekali mengalami masa-masa sulit. Hahaha.
Aku jadi lupa, kapan terakhir kali aku merasa bahagia…
Ah, sepertinya saat Marry masih ada. Tapi kebahagiaan itu pudar, saat ia perlahan meninggalkanku. Dan itu tepat 1 tahun yang lalu. Tak kusangka ia lebih memilih laki-laki lain. Hahaha, lagipula mana ada seorang perempuan yang tertarik pada seorang-bungkuk-kutubuku sepertiku.

Tapi, inilah aku.
Seorang Profesor yang sudah mendapatkan banyak dari apa yang ia mau.
Tetapi, kenapa masih ada yang kurang?
Apakah, ada yang belum aku raih? Apa itu? Penemuan baru? Prestasi? Penghargaan? Aku sudah dapatkan semuanya.
Tapi… Mungkin benar.
Aku ingin sesuatu… yang belum aku dapat sejak sekian lama.
Aku terlalu dibutakan oleh ilmuku sendiri, sehingga aku tak menoleh sedikitpun pada hati kecilku.
Aku butuh… Kebahagiaan.
“Wah, Profesor ternyata seorang yang  melankolis. Tak kusangka,” kataku dalam hati. Kubalikkan halaman buku ini.

31 Desember 2012, sebenarnya bisa jadi hari paling membahagiakan dalam hidupku. Aku, dan Marry, kami punya sebuah tradisi yang kami lakukan saat tahun baru. Tukar kado. Kado dari masing-masing kami sangatlah spesial. Rencananya saat itu kami akan menukar kado berupa barang yang sudah kami rawat sejak kecil, yaitu boneka beruang. Hahaha, memang aneh sekali. Tetapi boneka beruang ini memiliki sejuta kenangan bersama kami. Milikku beruang laki-laki, dan miliknya beruang perempuan. Tak hanya itu. Rencananya di tanggal itu aku akan menunjukkan penemuan terbaruku, dan aku yakin ini akan membuatnya kagum, hingga ia tak bisa mengedipkan mata sedikitpun.

Tapi sayangnya, Marry tidak datang saat itu. Aku tak tahu ada apa, tapi hanya sepucuk surat yang kuterima darinya keesokan harinya. Katanya ia akan menikah dengan seorang laki-laki lain. Disana juga terlampir selembar undangan pernikahan.

Marry, seseorang yang selalu ada disampingku sejak kami masih kecil, tak kusangka ia akan meninggalkanku. Tapi benar. Laki-laki itu pasti bisa membahagiakannya lebih dariku. Aku justru akan merasa bahagia, bila Marry bisa bahagia meski tidak denganku.

Tiba-tiba, aku teringat dengan penemuan itu. Mungkin inilah salah satu jalan menggapai apa yang belum kucapai sebelumnya. Aku hanya perlu melakukan apa yang sebelumnya tidak kulakukan untuk meraih kebahagiaan itu.

Kuberi nama, Infinity Fireworks Launcher. Peluncur Kembang Api Tak Terbatas. Masih ada waktu untuk merakitnya kembali, sebelum 2013 menutup tahun. Aku tak pernah lebih bersemangat dari ini, kurasa. Sepertinya aku semakin dekat dengan kebahagiaan itu. Tak akan kusia-siakan kesempatan ini. Aku memiliki 2 jam sebelum meluncurkannya.

Pukul 23.00. Alat peluncur ini sudah kuletakkan di atas gedung apartemenku. Tak kusangka lebih cepat daripada yang kuperkirakan. Sekarang tinggal menunggu waktunya datang. Jika Marry ada di sini, mungkin saat ini kami sedang membicarakan sesuatu. Dan mulai menukar kado kami.
Kugunakan kesempatan ini untuk menulis buku harianku. Karena kuyakin suatu saat buku ini akan berguna. Saat ini pula aku telah menggenggam boneka beruangku.

Dan sekarang lah saatnya. 5 detik sebelum 2014 mulai datang. Alat peluncur ini mulai menghitung mundur. 3.. 2.. 1..
Pertunjukkannya dimulai. Pertama akan ada satu kembang api besar yang meluncur keatas. Kurasa ini akan menarik perhatian banyak orang.

Setelah kembang api itu, aka nada ratusan kembang api yang meluncur menyusul. Alat ini bekerja seperti yang aku perkirakan. Tidak gagal sedikitpun. Hahaha, sudah lama aku tidak meneteskan air mata.

Kembang apiku mulai ikut menghiasi malam pergantian tahun. Oh iya, aku lupa kenapa kuberi nama Infinity Fireworks Launcher. Alat ini akan terus menerangi langit malam dengan kembang api tak terbatasnya, hingga matahari mulai terbit. Salah satu penemuan kebanggaanku, hahaha.

Indah sekali. Kuharap, saat ini kau disini, Marry…

Selesai? Jika spekulasiku benar, Professor Trevor menghembuskan nafas terakhirnya saat menulis nama Marry dibukunya. Kasihan sekali. Tapi, tidak juga. Bersama beruang itu, kulihat Profesor Trevor meninggal dengan senyuman terhias di wajahnya. Sepertinya ia sedang bahagia.
Tapi sepertinya aku harus menghubungi polisi dan ambulans saat ini.

“Ding Dong,” suara bel rumah Profesor Trevor. Jarang-jarang ada orang yang ingin ke apartemen Provesor Trevor. Aku bergegas ke sana, melihat siapa yang membunyikan bel.

“Paket antar kilat. Apa benar ini rumah Profesor Trevor?”kata laki-laki paruh baya itu.
“Iya, benar, ada apa?”
“Ada paket kiriman dari seorang wanita, tapi ia tidak mau memberi tahu identitasnya. Katanya Profesor Trevor pasti mengetahui dirinya,” katanya sambil menunjukkan sebuah kotak kardus.
“Wanita?”
“Iya, Pak”
“Tunggu, benda apa ini?” tanyaku sambil menunjukkan kardus itu.
“Aa… Kurasa itu boneka beruang, Pak”


Author's Note
Memang sepetinya sudah saatnya kita mengucapkan selamat tinggal untuk 2013,
Kita tinggalkan hal-hal buruk yang biasa kita lakukan,
Dan katakan hai pada 2014,
Untuk memulai sesuatu yang lebih baik daripada sebelumnya :)

Ini adalah cerpen pertama yang di post disini, sekaligus memeringati Tahun Baru 2014. Semoga harapan kalian di Tahun yang baru ini dapat terkabul :) Jangan lupa share kalau menurut kalian cerpen ini menarik :D

~

Tag: Tahun Baru, Cerpen Tahun baru, Kembang Api, 2014, Terbaru, Cerita Pendek Tahun Baru, Freworks